Pemanfaatan Kayu
Marga ini juga penting untuk produksi kayunya, walaupun tidak sepenting Shorea. Keruing menghasilkan kayu bangunan umum, baik untuk konstruksi menengah maupun berat. Hampir semua jenis kayu keruing mempunyai struktur, warna, kekuatan dan keawetan yang serupa. Oleh sebab itu, semuanya digolongkan ke dalam kelompok kayu perdagangan yang sama, yakni keruing. Meskipun demikian, karena variasi yang tinggi dalam kerapatan kayunya, terkadang keruing dibedakan lagi atas subkelompok keruing ringan, menengah-berat, dan berat sekali.
Kayu keruing berkisar dari ringan (BJ 0,51) sampai dengan berat sekali (BJ 1,01), dengan sifat kayu yang agak keras hingga keras. Kayu keruing termasuk kuat (kelas kuat I-II) dan cukup awet (kelas awet III). Jika tidak diawetkan, kayu ini kurang tahan untuk pemakaian yang berhubungan dengan tanah, sehingga umumnya digunakan untuk keperluan interior seperti kusen pintu dan jendela, tiang, tangga, dan panel kayu lainnya
Setelah diawetkan, keruing cocok untuk penggunaan konstruksi berat di luar ruangan, seperti tiang listrik atau telepon, pilar, pagar, bantalan rel kereta api, pembuatan kapal, dan dermaga. Pada umumnya kayu keruing mudah dan cepat menyerap zat pengawet seperti kreosot atau campuran pengawet dasar tembaga kromium-arsen. Keruing yang diawetkan tahan hingga 20 tahun dalam penggunaan
Kandungan resin dan silika yang tinggi dalam kayu keruing agak menyulitkan penggergajian. Namun setelah dikeringkan, kayu keruing mudah dikerjakan dan dibentuk. Keruing agak sukar dikeringkan karena nilai penyusutannya yang tinggi; dari keadaan segar ke kering tanur mencapai 7,0% di arah radial dan 13,5% di arah tangensial. Sehingga apabila tidak hati-hati mengeringkannya, kayu ini mudah melengkung, pecah atau belah di ujungnya.
Semua jenis keruing juga menghasilkan semacam oleoresin yang dikenal sebagai minyak keruing atau minyak lagan akan tetapi hanya beberapa jenis saja yang mampu berproduksi dalam jumlah yang berarti untuk perdagangan. Secara lokal minyak ini digunakan untuk memakal (mendempul) perahu, sebagai pernis perabotan rumah atau dinding, serta obat luka atau sakit kulit tertentu. Minyak keruing banyak diproduksi oleh Thailand, yang pada tahun 1984 menghasilkan hingga 1,7 juta liter.
Resin yang lebih kental dari keruing dikenal dengan nama umum damar. Untuk memperoleh damar, batang keruing dilubangi hingga mencapai kayu terasnya dan mengeluarkan cairan resin yang akan berkumpul di sudut-sudut lubang itu, yang dalam beberapa hari akan mengeras menjadi damar. Setelah gumpalan damar diambil, secara berkala lubang-lubang itu dibakar untuk merangsang kembali keluarnya resin. Beberapa jenis yang menghasilkan damar bermutu baik, di antaranya D. cornutus (tampudau), D. crinitus (tampurau), D. grandiflorus (keruing gajah), dan D. hasseltii (palahlar)
Pengolahan
Kayu Kruing menjadikan kayu yang kuat untuk pembuatan kusen, pintu dan jendela kekuatan kayu kruing sangat kuat untuk bahan olahan kusen pintu,karena kayu kruing mengandung resin yang banyak walau kadang-kadang sudah di keringkan/oven masih tetap mengeluarkan minyaknya. Minyak ini yang sedikit mengganggu pada pengerjaan akhir atau finishing, sering keluar seperti kristal kecil pada permukaan kayu ini.
Pada pengolahan keseluruhan kayu kruing menjadi kusen pintu sangat baik, dalam pengerjaannya pun sangat mudah dikerjakan dan tidak banyak penyusutan atau pengembangan kayu dalam keadaan kering.Walau bagaimanapun kayu kruing menjadikan alternatif bagi kayu kamper samarinda yang akir-akhir ini harganya cenderung naik Penjelasan yang sedikit tentang kayu kruing membantu bagi yang menggunakan kayu kruing untuk bahan bangunan rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar